BAB 4
LAMBANG UNSUR, RUMUS KIMIA,
DAN PERSAMAAN REAKSI
Standar Kompetensi: 4. Memahami
konsep penulisan lambang unsur, senyawa dan bentuk molekul, persamaan reaksi
dan hukum-hukum dasar kimia
Kompetensi dasar : 4. 1 Memahami lambang unsur, senyawa dan
bentuk molekul
4.2
Memahami rumus kimia
4.3 Menuliskan nama senyawa kimia
4.4 Memahami hukum-hukum dasar kimia
PENDAHULUAN
Pada
bab 1 kita telah mempelajari tentang perubahan kimia dan klasifikasi
materi.Dalam bahasa sehari-hari, istilah perubahan kimia disebut juga reaksi
kimia. Tahukah kamu, apa sebenarnya yang terjadi di dalam reaksi kimia
tersebut? Mengapa unsure tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih
sederhana, sedangkan senyawa bisa?
Dalam
bab ini kita akan mempelajari tentang lambang-lambang unsur, rumus kimia, dan
persamaan reaksi.Pemahaman tentang lambaing unsur, rumus kimia, dan persamaan
reaksi ini perlu dikuasai karena penggunaannya sangat luas, terutama untuk
menjelaskan berbagai peristiwa kimia (reaksi kimia), yang terjadi di alam dan
dalam kehidupan sehari-hari.
A. PARTIKEL-PARTIKEL MATERI
Cobalah
perhatikan larutan gula! Sebesar apakah butiran gula yang ada dalam larutan
gula tersebut?Walaupun dalam larutan gula tadi kita tidak melihat adanya butiran
gula, namun kita yakin bahwa gula ada di dalamnya.Dalam larutan tersebut,gula
telah berubah ukurannya menjadi sangat kecil.Bagian dari butiran gula yang
sangat kecil ini dinamakan partikel gula.Seperti halnya gula, sesungguhnya
setiap materi tersusun oleh bagian-bagian yang sangat kecil yang disebut
partikel-partikel materi.
Setiap
materi tersusun oleh partikel-partikel materi.Berdasar materi yang dibentuknya,
maka partikel materi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : atom, ion dan
molekul.
1. Atom
Konsep tentang
atom pertama kali diajukan oleh seorang filosof yunani bernama
Demokritus.Menurutnya, setiap materi bersifat diskontinu.Artinya: bila kita
bagi-bagi materi tersebut secara terus-menerus, pada suatu saat akan didapatkan
bagian yang tidak dapat dibagi-bagi lagi dan disebut atom.Kata atom ini diambil
dari kata atomos yang berarti tidak dapat dibagi-bagi ( a = tidak; tomos =
terbagi).Konsep atom Demokritus ini bukan merupakan konsep yang eksperimental
melainkan bersifat spekulatif, hanya berdasarkan pemikiran filosofis saja.
Konsep atom Demokritus kemudian dilupakan orang untuk waktu yang sangat lama.
Konsep yang
lebih maju muncul pada zaman Robert Boyle.Pada saat itu ahli-ahli fisika
mengembangkan konsep baru tentang struktur materi,yaitu konsep molekul.menurut
konsep ini partikel terkecil dari suatu materi ialah molekul dan
molekul-molekul suatu materi sifatnya sama dalam segala hal.Konsep ini didasari
oleh sifat difusi dari gas dan sifat gas terhadap perubahan suhu, volume, dan
tekanan.Konsep molekul ini juga kurang berkembang, karena penggunaannya dalam
ilmu kimia sering mengalami kegagalan.Barulah pada periode tahun 1803-1808,
John Dalton (1766-1844), seorang guru di Manchester, Inggris mengemukakan teori
atomnya yang sangat terkenal. Menurut Dalton: Atom merupakan bagian terkecil
dari unsur yang tidak dapat dibagi-bagi lagi dan masih memiliki sifat-sifat
unsur tersebut.Sebagai contoh : besi tersusun oleh atom- atom besi, emas
tersusun oleh atom-atom emas, dan sebagainya.Dalton menggambarkan sebuah atom
sebagai benda bulat pejal.
2. Molekul
Molekul
merupakan gabungan dari atom-atom melalui reaksi kimia. Atom- atom yang saling
bergabung ini dapat berupa atom-atom sejenis atau yang berlainan jenisnya.
Berdasarkan jenis atom yang menyusunnya, molekul dibedakan menjadi molekul
unsur dan molekul senyawa. Molekul unsur terbentuk dari atom-atom unsur
sejenis, sedangkan molekul senyawa terbentuk dari atom-atom yang berbeda
jenisnya. Baik molekul unsur maupun molekul senyawa keduanya dapat terdiri atas
2,3,4, atau lebih atom. Molekul yang terdiri atas dua atom disebut molekul diatomik terdiri atas lebih dari tiga
atom disebut molekul poliatomik.Beberapa
contoh molekul unsur dan molekul senyawa yaitu sebagai berikut
a.
Molekul unsur
1)
Molekul diatomik
Contoh: O2, H2
2)
Molekul triatomik
Contoh: O3
3)
Molekul poliatomik
Contoh: P4, S8
b.
Molekul senyawa
1)
Molekul diatomik
Contoh: CO
2)
Molekul triatomik
Contoh: H2O
3)
Molekul poliatomik
Contoh: C12H22O11
3. Ion
Ion merupakan
atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik. Berdasarkan muatan listriknya,
ion dibedakan menjadi kation dan anion. Kation adalah ion-ion yang bermuatan
listrik positif, sedangkan anion adalah ion-ion yang bermuatan listrik negatif.
Jika dua buah ion yang berbeda muatan ini saling berdekatan, maka akan terjadi
gaya tarik-menarik yang pada akhirnya akan terbentuk senyawa. Senyawa yang
tersusun oleh ion-ion ini dinamakan senyawa
ion. Salah satu contoh senyawa ion ialah natrium klorida (garam dapur).
Senyawa ini tersusun oleh ion-ion natrium yang bermuatan positif dan ion-ion klorida
yang bermuatan negatif.
Dari uraian
mengenai partikel-partikel materi di atas, dapat kita simpulkan bahwa setiap
materi tersusun oleh bagian-bagian terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi
dan disebut partikel materi.
Berdasarkan jenis materinya, dikenal tiga jenis partikel materi, yaitu atom,
molekul dan ion. Atom merupakan partikel dasar penyusun unsur yang masih
memiliki sifat unsurnya. Molekul unsur merupakan gabungan atom-atom unsur
sejenis. Selain molekul unsur, ada juga molekul senyawa. Molekul senyawa
merupakan gabungan atom-atom unsur yang berbeda. Molekul senyawa merupakan
bagian terkecil dari senyawa. Partikel senyawa selain dapat berupa molekul
senyawa, juga dapat berupa ion-ion.
Latihan 4.1
1.
Jelaskan kembali apa yang dimaksud partikel materi!
2.
Jelaskan kembali perbedaan antara atom, molekul unsur,
molekul senyawa, dan ion!
3.
Berikan masing-masing satu contoh, partikel-partikel
materi pada nomor dua di atas!
Perubahan
materi pada hakikatnya terjadi karena adanya perubahan susunan partikel
penyusun materinya. Untuk mempermudah mempelajari perubahan materi tersebut,
para ahli menuliskannya dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol-simbol
tertentu. Uraian di bawah ini akan menjelaskan tentang lambang unsur, rumus
kimia, dan persamaan reaksi. Rumus kimia dan persamaan reaksi merupakan kajian
yang sangat penting dan mendasar dalam ilmu kimia, karena setiap proses kimia
dapat dijelaskan secara sederhana dengan menuliskan persamaan reaksinya.
B.
Lambang
Unsur
Seiring dengan
perkembangan penemuan unsur, para ahli merasa perlu untuk mendokumentasikan
unsur-unsur tersebut agar lebih mudah diingat. Untuk itu, dibuatlah lambang-lambang
unsur. Penulisan lambang unsur ini telah dikenal sejak abad pertengahan.
Pada tahun
1810, John Dalton membuat lambang unsur dengan menggunakan lingkaran sebagai
dasarnya.
Walaupun
lambang unsur yang dibuat oleh Dalton sudah menunjukkan suatu kemajuan, namun
dirasakan masih kurang praktis terutama jika kita ingin menuliskan rumus kimia
dari suatu senyawa. Pada tahun 1813, seorang ahli kimia Swedia, Jons Jacob
Berzelius(1779 – 1848) membuat lambang unsur yang lebih sederhana dan yang
digunakan sebagai dasar penulisan lambang unsur sampai sekarang.
Lambang unsur
yang dibuat Berzelius diturunkan dari nama unsur tersebut dalam bahasa latin
atau yunani. Sebagai contoh: hydrogen diberi lambang H dan oksigen lambang
unsurnya O. Jika terdapat beberapa unsur yang memiliki huruf depan(pertama)
yang sama, maka lambang unsurnya dibedakan oleh huruf kedua atau huruf berikutnya.Misal:
Calsium, Cuprum, dan Cobalt, berturut-turut diberi lambing: Ca, Cu, dan Co.
Ketentuan
penulisan lambang unsur:
1)
Lambang unsur yang terdiri atas satu huruf, maka
penulisannya harus menggunakan huruf capital
2)
Lambang unsur yang terdiri atas dua huruf, maka
penulisannya yaitu huruf pertama harus menggunakan huruf capital, huruf
keduanya huruf kecil.
Contoh penulisan beberapa lambang
unsur menurut Berzelius dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4.1 Nama unsur dan
lambangnya menurut Berzelius
Nama unsur
(nama latin)
|
Nama unsur
(nama Indonesia)
|
Lambang
Atom
|
Penurunan nama
|
Argentum
|
Perak
|
Ag
|
L, Argentum, perak
|
Aluminium
|
Aluminium
|
Al
|
L, Alumen, rasa pahit
|
Argon
|
Argon
|
Ar
|
Y, Argos, malas
|
Aurum
|
Emas
|
Au
|
L. Aurum, fajar terang
|
Borium
|
Boron
|
B
|
Ar, Buraq, putih
|
Barium
|
Barium
|
Ba
|
Y, Barys, berat
|
Bromium
|
Brom
|
Br
|
Y, Bromos, busuk
|
Carbonium
|
Karbon
|
C
|
L, Carbo, arang
|
Calsium
|
Kalsium
|
Ca
|
L, Calx, kapur
|
Cobaltum
|
Kobal
|
Co
|
Jer, kabold
|
Chromium
|
Khrom
|
Cr
|
Y, Chromos, warna
|
Cuprum
|
Tembaga
|
Cu
|
L, Cuprum, paku Cyprus
|
Fluorium
|
Fluor
|
F
|
L, Fluere, mengalir
|
Ferrum
|
Besi
|
Fe
|
L, Ferum, besi
|
Hydrogenium
|
Hidrogen
|
H
|
Y, Hydro: air;genes=pembentuk
|
Hydragyrum
|
Raksa
|
Hg
|
Y, Hydragyrum, perak cair
|
Helium
|
Helium
|
He
|
Y, Helios, matahari
|
Iodium
|
Iodium
|
I
|
Y, Iodes, ungu
|
Kalium
|
Kalium
|
K
|
L, Kalium, potas
|
Sulfur
|
Belerang
|
S
|
L, Sulphurium
|
Silicium
|
Silikon
|
Si
|
L, Silex, batu api
|
Stanum
|
Timah
|
Sn
|
L, Stanum, timah
|
Zincum
|
Seng
|
Zn
|
Jer, Zincum
|
Penurunan nama
unsur seperti yang terlihat pada tabel di atas, tergantung pada orang yang
menemukannya. Ada yang berasal dari nama penemunya, seperti Einstenium(Es);
pada sifatnya,seperti fluor(fluere=mengalir); atau pada tempat asal
ditemukannya, seperti Californium( California,As). Akibat penamaan unsur
seperti ini, maka ada satu unsur yang memiliki dua nama dan tentunya lambangnya
pun dua, yaitu unsur Rutherfordium(Rf) dan Kurchatovium(Ku). Untuk mengatasi
hal ini, maka IUPAC( International Union of Pure and Applied Chemistry) suatu
badan internasional dalam bidang kimia murni dan kimia terapan, telah
menetapkan aturan tata nama dan lambing unsur, untuk unsur-unsur yang mungkin
ditemukan pada kemudian hari.
Sistem
penulisan lambang unsur ini terdiri atas 3 huruf. Lambang unsur ini diturunkan
dari nama unsurnya. Setiap unsur diberi nama sesuai nomor atom unsurnya
ditambah akhiran – ium. Awalan untuk masing-masing angka ditetapkan sebagai
berikut:
0 = nil; 1 =
un; 2 = bi; 3 = tri; 4 = quad; 5 = pent; 6 = hex; 7 = sept; 8 = okt; 9 = enn
Contoh:
Unsur dengan nomor atom = 104
1 = un 0 = nil
4 = quad
Lambang unsurnya = Unq
Nama unsurnya = Unilquadium
Latihan 4.2
1.
Tuliskan lambang unsur-unsur berikut!
a.
Emas k. Natrium
b.
Perak l. Brom
c.
Tembaga m.
Barium
d.
Timah n. Iodium
e.
Timbal o.
Unilquadium
f.
Titanium p.
Unilseptium
g.
Kalsium q.
Unilpentium
h.
Kalium r. Ununheksium
i.
Khlor s. Ununbium
j.
Nitrogen t. Ununoktium
2.
Tuliskan nama unsur dengan lambang berikut!
a.
Al i. Hg
b.
Ar j. Li
c.
B k. Ni
d.
Be l. Si
e.
C m.
Unh
f.
Co n. Uns
g.
F o. Uup
h.
H p. Uue
C.
Rumus Kimia
1. Rumus kimia unsur
Unsur adalah
zat kimia yang tersusun oleh atom-atom tunggal(monoatomik). Oleh karena itu,
rumus kimia unsur sama dengan lambang atom unsur tersebut.
Tabel 4.2
Rumus kimia
beberapa unsur monoatomik
Nama unsur
|
Rumus kimia
|
Besi
|
Fe
|
Emas
|
Au
|
Perak
|
Ag
|
Tembaga
|
Cu
|
Beberapa unsur
dalam kehidupan sehari-hari terdapat sebagai molekul unsur. Rumus kimia
beberapa molekul unsur dapat kita lihat pada tabel berikut
Tabel 4.3
Rumus Kimia
Beberapa Molekul Unsur
Molekul Unsur
|
Rumus kimia
|
Jumlah Atom
|
Hidrogen
|
H2
|
2
|
Oksigen
|
O2
|
2
|
Nitrogen
|
N2
|
2
|
Fluorin
|
F2
|
2
|
Klorin
|
Cl2
|
2
|
Bromin
|
Br2
|
2
|
Iodin
|
I2
|
2
|
Belerang
|
S8
|
8
|
Ozon
|
O3
|
3
|
pospor
|
P4
|
4
|
2. Rumus kimia senyawa
Dari uraian
mengenai senyawa, kita mengetahui bahwa suatu senyawa dapat terbentuk dari
penggabungan beberapa unsur dengan komposisi tertentu. Oleh karena itu, rumus
kimia suatu senyawa biasanya menyatakan jenis dan jumlah relatif unsur-unsur
penyusun senyawa tersebut. Sebagai contoh, air memiliki rumus kimia H2O,
artinya air tersusun oleh 2 unsur H dan satu unsur O. Berikut adalah tabel dari
rumus kimia beberapa unsur.
Tabel 4.4
Rumus Kimia
Beberapa Unsur
Nama Senyawa
|
Rumus Kimia Senyawa
|
Jenis dan Jumlah
Atom
|
Air
|
H2O
|
H=2;O=1
|
Amonia
|
NH3
|
N=1;H=3
|
Asam sulfat
|
H2SO4
|
H=2;S=1;O=4
|
Gula
|
C12H22O11
|
C=12;H=22;O=11
|
Glukosa
|
C6H12O6
|
C=6;H=12;O=6
|
Asam Cuka
|
CH3COOH
|
C=2;H=4;O=2
|
Alkohol
|
C2H5OH
|
C=2;H=6;O=1
|
Garam
|
NaCl
|
Na=1;Cl=1
|
a. Rumus empiris dan rumus molekul
Rumus kimia
suatu senyawa dapat berupa rumus empiris atau rumus molekul. Rumus empiris disebut
juga rumus perbandingan, karena menyatakan perbandingan paling sederhana dari
atom-atom unsur yang menyusun suatu senyawa. Rumus molekul menyatakan jenis dan
jumlah atom yang sebenarnya yang terdapat dalam satu molekul suatu senyawa.
Rumus empiris bisa sama dengan rumus molekul, bisa juga berbeda.Perhatikan tabel
berikut!
Tabel 4.5
Perbandingan
Rumus empiris dan Rumus Molekul Beberapa Senyawa
Nama Senyawa
|
Rumus Molekul
|
Rumus Empiris
|
Air
|
H2O
|
H2O
|
Amonia
|
NH3
|
NH3
|
Asam sulfat
|
H2SO4
|
H2SO4
|
Glukosa
|
C6H12O6
|
CH2O
|
Asam cuka
|
CH3COOH
|
CH2O
|
Hidrazin
|
N2H4
|
NH2
|
Garam
|
NaCl
|
NaCl
|
Butana
|
C4H10
|
C2H5
|
b. Jumlah atom dalam molekul
Jumlah relatif
atom-atom dalam sebuah molekul ditunjukkan oleh angka indeks. Angka indeks
adalah angka yang terdapat dalam rumus kimia suatu senyawa. Angka indeks
merupakan identitas dari senyawa. Oleh karena itu, angka indeks tidak boleh
diubah. Mengubah angka indeks, sama artinya mengubah senyawanya. Angka indeks =
1 tidak pernah dituliskan.
Sekarang
perhatikan rumus kimia air pada table di atas! Dalam rumus kimia air, indeks
untuk atom H = 2 dan indeks untuk O = 1. Jika indeks untuk O diubah menjadi 2,
maka rumus kimia senyawa menjadi H2O2.Senyawa dengan
rumus kimia H2O2 bukan air, tapi asam peroksida.
Selain angka
indeks, dikenal juga angka koefisien. Koefisien ditulis di depan rumus kimia
suatu senyawa dan menyatakan jumlah molekul senyawa. Angka koefisien boleh
diubah-ubah, namun seperti halnya indeks, koefisien = 1 tidak pernah
dituliskan. Sebagai contoh, pada rumus kimia air di atas, koefisien untuk H2O
= 1, dan dibaca “satu molekul air “. Jika di depan rumus kimia air tersebut
diberi angka 5(sehingga menjadi 5H2O), maka dibaca menjadi ”lima
molekul air”. Jumlah atom H dalam lima molekulair adalah 5 x 2 atom H = 10 atom
H dan 5x1 atom O = 5 atom O.
Untuk
memudahkan kita dalam mempelajari senyawa-senyawa kimia, kita perlu mengenal
nama-nama senyawa tersebut. Selain itu, kita juga dapat membuat
pengelompokan-pengelompokan terhadap senyawa kimia. Pada uraian di bawah ini,
kita akan mempelajari tentang tata nama dari senyawa-senyawa kimia.Pengetahuan
tentang tata nama senyawa ini sangat penting, terutama dalam hubungannya dengan
penulisan persamaan reaksi kimia. Pada bagian akhir, akan dijelaskan pula
sedikit mengenai pengelompokan senyawa kimia. Hal ini bertujuan agar kita dapat
lebih mudah mempelajari senyawa-senyawa kimia ini.
D.
Tata nama
senyawa
Tiap senyawa
memiliki nama tersendiri yang berbeda dengan nama senyawa lainnya. Pemberian
nama senyawa ini telah diatur oleh komisi tata nama IUPAC ( International of
Pure and Applied Chemistry), sebuah badan ilmu kimia internasional. Aturan
penamaan senyawa ini dibedakan untuk senyawa-senyawa biner(terdiri atas dua
atom berbeda) dan senyawa-senyawa terner(terdiri atas tiga atom)
Pada uraian
berikut ini, akan dijelaskan bagaimana aturan tata nama untuk senyawa-senyawa
yang terdiri atas atom non logam dengan non logam, logam dengan non logam, dan
ion logam dengan ion poliatom.
1. Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom
non logam
Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri
atas dua atom yang berbeda.
a. Pemberian
nama untuk atom-aton non logam dilakukan berdasarkan urutan unsur non logam
berikut: B-Si-As-C-P-N-H-S-I-Br-Cl-O-F
Kemudian
ditambah akhiran – ida
Contoh: HF
diberi nama hidrogen fluorida
b. Bila
jumlah unsur dalam senyawa berbeda, maka untuk menyatakan jumlah masing-masing-masing
unsur atau atom dalam rumus kimianya, harus diawali dengan awalan angka Yunani,
yaitu:
Mono = 1 di = 2 tri
= 3 tetra = 4 penta = 5
Heksa = 6 hepta = 7 okta = 8 nona
= 9 deka = 10
Contoh:
SF6 =
belerang heksafluorida
PCl3
= pospor triklorida
Catatan :
·
Awalan mono tidak berlaku untuk atom yang berada
di awal rumus kimia senyawa. Contoh: CO bukan monokarbon monoksida, tapi karbon
monoksida
·
Nama senyawa yang sudah lazim, seperti air(H2O)
dan amoniak(NH3) tidak perlu diganti menjadi dihidrogen monoksida
dan nitrogen trihidrida.
2. Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom
logam dan non logam
a.
Nama atom logam disebut lebih dulu, diikuti dengan nama
atom non logam dan ditambah akhiran – ida.
Contoh:
NaCl : Natrium klorida
MgO : Magnesium oksida
b.
Persenyawaan antara atom logam dan non logam umumnya
berupa senyawa ion. Oleh karena itu, bila sebuah atom logam dapat membentuk
lebih dari satu senyawa dengan muatan ion yang berbeda maka untuk membedakannya,
muatan ion logam ini harus dituliskan. Jumlah muatan ion logam ditulis dengan
angka romawi dalam tanda kurung.
Contoh:
FeS : besi (II) sulfide
Fe2S3 :
besi (III) sulfide
HgCl : raksa (I) klorida
HgCl2 : raksa (II)
klorida
Agar lebih mengenal nama dan
jumlah muatan ion positif(kation) dari atom-atom logam dan muatan ion
negative(anion) dari atom-atom non logam. Perhatikan table berikut ini!
Tabel 4.6 Nama dan Simbol Kation
dan Anion
Nama kation
|
Simbol
|
Nama anion
|
simbol
|
Natrium
|
Na+
|
Fluorida
|
F-
|
Kalium
|
K+
|
Klorida
|
Cl-
|
Magnesium
|
Mg2+
|
Bromida
|
Br-
|
Kalsium
|
Ca2+
|
Iodida
|
I-
|
Barium
|
Ba2+
|
Oksida
|
O2-
|
Aluminium
|
Al3+
|
Sulfida
|
S2-
|
Besi (II)
|
Fe2+
|
Nitrida
|
N3-
|
Besi (III)
|
Fe3+
|
Carbida
|
C4-
|
Kromium (II)
|
Cr2+
|
|
|
Kromium (III)
|
Cr3+
|
|
|
Tembaga (I)
|
Cu+
|
|
|
Tembaga (II)
|
Cu2+
|
|
|
Raksa (I)
|
Hg+
|
|
|
Raksa (II)
|
Hg2+
|
|
|
3. Senyawa poliatom
Senyawa
poliatom adalah senyawa yang tersusun oleh banyak atom. Senyawa poliatom
umumnya tergolong senyawa ion. Senyawa ion adalah senyawa yang tersusun oleh
ion-ion. Ion-ion ini dapat berupa ion monoatomik( terdiri atas atom-atom
tunggal) atau ion-ion poliatom(terdiri atas beberapa jenis atom).
Beberapa
kation(ion positif) logam umumnya merupakan ion monoatomik. Salah satu kation
yang bersifat poliatomik ialah NH4+. Ion-ion poliatom ini
pada umumnya merupakan ion-ion negative(anion).
Tabel 4.7
Beberapa ion
poliatom dan contoh senyawa yang dibentuknya
Rumus ion
|
Nama ion
|
Contoh senyawa
|
Nama senyawa
|
OH-
|
Hidroksida
|
NaOH
|
Natrium hidroksida
|
CN-
|
Sianida
|
KCN
|
Kalium sianida
|
NO2-
|
Nitrit
|
AgNO2
|
Perak nitrit
|
NO3-
|
Nitrat
|
AgNO3
|
Perak nitrat
|
ClO-
|
Hipoklorit
|
NaClO
|
Natrium hipoklorit
|
ClO2-
|
Klorit
|
NaClO2
|
Natrium klorit
|
ClO3-
|
Klorat
|
NaClO3
|
Natrium klorat
|
ClO4-
|
Perklorat
|
NaClO4
|
Natrium perklorat
|
C2O42-
|
Oksalat
|
CaC2O4
|
Kalsium oksalat
|
CO22-
|
Karbonat
|
CaCO3
|
Kalsium karbonat
|
SO32-
|
Sulfit
|
K2SO3
|
Kalium Sulfit
|
SO42-
|
Sulfat
|
BaSO4
|
Barium sulfat
|
S2O32-
|
Tiosulfat
|
Na2S2O3
|
Natrium tiosulfat
|
PO33-
|
Fosfit
|
Ca3(PO3)2
|
Kalsium fosfit
|
PO43-
|
Fosfat
|
Ca3(PO4)2
|
Kalsium fosfat
|
4. Senyawa asam
Senyawa asam
merupakan senyawa yang terbentuk antara kation hidrogen(H+) dengan suatu anion.
Pemberian nama senyawa asam ialah dengan menyebutkan nama hidrogen atau asam
diikuti nama unsur berikutnya atau nama ionnya.Contoh:
HCl : asam
klorida
HBr : asam
bromida
5. Senyawa basa
Senyawa basa
merupakan senyawa yang terbentuk antara suatu kation dengan anion
hidroksida(OH). Penamaan senyawa basa ialah dengan menyebutkan nama kation
diikuti akhiran hidroksida.Contoh:
NaOH : Natrium
hidroksida
Mg(OH)2
: Magnesium hidroksida
6. Senyawa organik sederhana
Senyawa organik
adalah senyawa yang banyak mengandung unsur karbon dan unsur lainnya seperti hidrogen,
oksigen, nitrogen, belerang, dan fosfor dalam jumlah sedikit.Berikut ini
beberapa contoh senyawa organik yang banyak terdapat dalam kehidupan
sehari-hari.
CH4
: metana (gas alam/karbit)
C2H2
: etuna( gas karbit )
C2H5OH
: etanol(alcohol)
C6H12O6
: glukosa (gula)
CH3COOH
: asam asetat/cuka
C8H18
: oktana (bensin)
Dari uraian
mengenai tata nama senyawa di atas, dapat kita simpulkan bahwa senyawa-senyawa
kimia dapat kita klasifikasikan berdasarkan beberapa hal, di antaranya:
1.
Berdasarkan jenis atom penyusunnya, senyawa
dikelompokkan menjadi senyawa biner(tersusun oleh dua jenis atom) dan senyawa
poliatom(tersusun oleh lebih dari dua atom)
2.
Berdasarkan unsur utama penyusunnya, senyawa
dikelompokkan menjadi senyawa organik(unsur utamanya karbon) dan senyawa
anorganik (unsur utamanya bukan karbon).
E.
Persamaan
reaksi
Untuk
menggambarkan peristiwa perubahan kimia, diperlukan cara penulisan khusus, yang
disebut persamaan reaksi. Persamaan
reaksi merupakan suatu persamaan yang menggambarkan perubahan kimia dari
pereaksi(zat-zat yang bereaksi) menjadi produk( zat baru, hasil reaksi). Pada
penulisan persamaan reaksi, antara pereaksi dengan produk dipisahkan oleh tanda
panah ( ").
Pereaksi ditulis sebelum tanda panah ( di ruas kiri ), sedangkan produk ditulis
setelah tanda panah ( ruas kanan)
Pereaksi "
Produk
Sebuah
pernyataan reaksi yang berbunyi:” logam besi bereaksi dengan gas oksigen
membentuk besi (III) oksida” dapat ditulis sebagai berikut:
Besi + gas
oksigen "
Besi (III) oksida
Persamaan di
atas dinamakan persamaan sebutan, yaitu dengan menyebutkan zat-zat yang
bereaksi dan hasil reaksinya. Namun demikian, persamaan reaksi ini tidak lazim
ditulis. Cara yang lebih baik lagi ialah dengan menuliskan rumus kimia dari
zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksinya. Untuk contoh di atas, maka persamaan
reaksinya adalah:
Fe + O2
"
Fe2O3
Persamaan reaksi di atas belum sepenuhnya
benar, mengapa? Setiap reaksi kimia harus memenuhi hukum kekekalan massa, yaitu
massa zat sebelum dan sesudah reaksi harus sama. Kemudian karena massa zat itu
merupakan gambaran dari jumlah partikel zat, maka menurut hukum ini jumlah
partikel sebelum dan sesudah reaksi haruslah sama. Jadi, dalam suatu persamaan
reaksi, jumlah atom-atom dari zat yang bereaksi harus sama dengan jumlah
atom-atom dari zat hasil reaksi.
Jumlah atom
sebelum reaksi = jumlah atom setelah bereaksi
Atau
Jumlah
atom-atom ruas kiri = jumlah atom-atom ruas kanan
Sebagai
contoh, perhatikan reaksi antara besi(Fe) dan belerang(S) yang menghasilkan
besi(II)sulfide(FeS) sebagai berikut:
Fe + S "
FeS
Pada persamaan
reaksi tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah atom Fe dan S, baik di ruas kiri
maupun ruas kanan, sudah sama. Ini berarti, persamaann reaksi sudah memenuhi
Hukum Lavoisier. Sekarang bagaimana bila jumlah atom di ruas kiri belum sama
dengan jumlah atom di ruas kanan? Fe + O2 "
Fe2O3
Jumlah
atom-atom pada kedua persamaan reaksi tersebut belum sama atau belum setara.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyetarakan jumlah atom-atom
pada suatu persamaan reaksi, yaitu
1.
Jangan sekali-kali mengganti angka indeks dari zat
kimia yang bereaksi dan hasil reaksi, karena itu berarti mengganti rumus
kimianya!
2.
Jangan menambahkan zat lain yang tidak ada dalam
persamaan reaksi!
3.
Setarakanlah jumlah atom dengan mengubah-ubah angka
koefisiennya!
Sekarang perhatikan lagi kedua
reaksi di atas!
Fe + O2 "
Fe2O3
Jumlah atom Fe
ruas kiri sama dengan 1, sedangkan di ruas kanan sama dengan 2. Setarakan
jumlah atom Fe ini dengan menambahkan koefisien 2 di depan rumus kimia Fe.
Sekarang persamaan reaksi menjadi:
2Fe + O2 "
Fe2O3
Jumlah atom Fe
sudah setara, tetapi jumlah atom O belum. Di ruas kiri sama dengan 2, sedangkan
di ruas kanan sama dengan 3. Supaya sama, maka di depan rumus kimia O2(
ruas kiri) ditambahkan koefisien reaksi 3/2. Koefisien ini harus diubah menjadi
bulat dan jumlah atom-atom tetap sama. Dengan demikian, koefisien pada kedua
ruas dari persamaan reaksi di atas, dikalikan dengan 2.
2Fe + 3/2 O2 "
Fe2O3
x2
4Fe + 3O2 "
2Fe2O3
Sekarang
periksalah kembali jumlah atom-atom di ruas kiri dan ruas kanan!
·
Fe ; ruas kiri 4 atom, ruas kanan 4 atom
·
O ; ruas kiri 6 atom; ruas kanan 6 atom
Bagi
reaksi-reaksi yang lebih banyak melibatkan jumlah zat yang bereaksi dan hasil
reaksi, cara menyetarakan koefisien reaksi dapat dilakukan sebagai berikut.
1)
Mulailah menyetarakan jumlah atom dari atom-atom yang
memiliki indeks paling besar dan atom-atom tersebut berada dalam sat zat, baik
di ruas kiri maupun ruas kanan!
2)
Tetapkan koefisien reaksi dari zat dengan indeks
terbesar tadi = 1 atau 2!
3)
Setarakan jumlah atom yang terdapat lebih dari satu
zat, baik di ruas kiri maupun di ruas kanan!
F.
Wujud zat
pada persamaan reaksi
Wujud zat yang
bereaksi biasanya bermacam-macam. Ada zat yang bereaksi dengan zat lain dalam
wujudnya sebagai gas, ada pula yang bereaksi dalam bentuk cairan, larutan dalam
air, atau dalam bentuk padatnya. Untuk menyatakan wujud zat dalam suatu
persamaan reaksi, maka wujud zat tadi dituliskan dengan simbol-simbol tertentu.
Simbol wujud zat ini dituliskan dalam tanda kurung dan sejajar dengan angka
indeks. Simbol-simbol yang digunakan untuk menyatakan wujud zat yang bereaksi
tersebut yaitu (s) untuk padatan atau zat padat, (aq) untuk larutan dalam
air,(c) atau (l) untuk cairan, dan (g) untuk zat yang berwujud gas. Jadi, untuk
reaksi antara gas hydrogen dengan gas oksigen yang membentuk uap air dan yang
membentuk cairan dapat dituliskan sebagai berikut:
2H2 (g)
+ O2 (g) "
2H2O (g)
http://adf.ly/6wF32