Powered By Blogger

Minggu, 01 April 2012

LARUTAN PENYANGGA

A.    Pengertian larutan penyangga
Penambahan 0,1 ml larutan HCl 1 M ke dalam satu liter air suling mengubah pH-nya dari 7 menjadi 4.Bila HCl yang sama banyaknya ditambahkan ke dalam satu liter air laut,perubahan pH-nya jauh lebih kecil, yaitu dari 8,2 menjadi 7,6.Larutan seperti air laut, yaitu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu, disebut larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar.

B.     Komponen dan cara kerja larutan penyangga
1.      Komponen larutan penyangga
Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa.Larutan penyangga asam mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7),sedangkan larutan penyangga basa mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7)
a.       Larutan penyangga asam
Larutan penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A-).Larutan seperti dapat dibuat dengan berbagai cara misalnya
1)      Mencampurkan asam lemah (HA) dengan garamnya (LA,garam LA menghasilkan ion A- yang merupakan basa konjugasi dari asam HA)
Contoh :
·         CH3COOH + NaCH3COO (komponen buffernya CH3COOH dan CH3COO- )
·         H2CO3 + NaHCO3 ( komponen buffernya H2CO3 dan HCO3- )
·         NaH2PO4 + Na2HPO4 ( komponen buffernya H2PO4- dan HPO42- )
2)      Mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemah dicampurkan dalam jumlah berlebih.Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan.
Contoh :
·         100 ml CH3COOH 0,1 M + 50 ml NaOH 0,1 M
Jumlah mol CH3COOH = 100 ml x 0,1 M = 10 mmol
Jumlah mol NaOH = 50 ml x 0,1 M = 5 mmol
Campuran akan bereaksi menghasilkan 5 mmol NaCH3COO, sedangkan CH3COOH bersisa 5 mmol, dengan rincian sebagai berikut :
CH3COOH (aq) + NaOH(aq) " CH3COO- (aq) + H2O (l)
Atau dengan reaksi ion
CH3COOH (aq) + OH- (aq)         " CH3COO- (aq) + H2O (l)
M   10 mmol             5 mmol        
R    -5 mmol             -5 mmol        + 5 mmol              +5 mmol
S      5 mmol                                       5 mmol             5 mmol
      Campuran merupakan buffer, karena mengandung CH3COOH ( asam lemah) dan CH3COO- ( basa konjugasi dari CH3COOH )           

b.      Larutan penyangga basa
Larutan penyangga basa mengandung suatu basa lemah (B) dan asam konjugasinya ( BH+ ).Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan cara yang serupa dengan pembuatan larutan penyangga asam.
1)      Mencampurkan suatu basa lemah dengan garamnya
Contoh :
Larutan NH3 + NH4Cl ( komponen buffernya; NH3 dan NH4+ )
2)      Mencampurkan suatu basa lemah dengan asam kuat di mana  basa lemahnya dicampurkan berlebih
Contoh:
50 ml NH3 0,2 M (= 10 mmol) dicampur dengan 50 ml HCl 0,1 M (= 5 mmol)
Campuran akan bereaksi menghasilkan 5 mmol NH4Cl (NH4+) sedangkan NH3 bersisa 5 mmol dengan rincian sebagai berikut :
NH3(aq) + HCl(aq) " NH4Cl(aq)
Atau dengan reaksi ion :
NH3(aq)   +     H+aq)       "         NH4+aq)
M              10 mmol       5 mmol
R              - 5 mmol      -5 mmol                +5mmol
S                 5 mmol                                     5mmol
Jadi, campuran merupakan buffer karena mengandung NH3 (basa lemah) dan NH4+( asam konjugasi dari NH3 )

2.      Cara kerja larutan penyangga
a.       Larutan penyangga asam
Contoh : Larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO-
Dalam larutan tersebut terdapat kesetimbangan:
CH3COOH (aq) D CH3COO-(aq) + H+ (aq)
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri, ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH
Pada penambahan asam:
CH3COO-(aq) + H+ (aq) D CH3COOH (aq
 Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan.jadi penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam ( dalam hal ini CH3COOH ), bukannya ion H+.Basa yang ditambahkan itu praktis bereaksi dengan CH3COOH membentuk CH3COO- dan air
Pada penambahan basa :
CH3COOH (aq) + OH- (aq) D CH3COO-(aq) + H2O (l)

b.      Larutan penyangga basa
Contoh : Larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+
Dalam larutan terdapat kesetimbangan :
NH3 (aq) + H2O (l)  D NH4+ (aq) + OH- (aq)
Jika ke dalam larutan ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam itu akan mengikat ion OH-.hal itu menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan.Jadi penambahan asam menyebabkan berkurangnya komponen basa ( dalam hal ini NH3 ), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan itu bereaksi dengan NH3 membentuk NH4+
Pada penambahan asam :
NH3 (aq) + H+ (aq) D  NH4+(aq)
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam ( dalam hal ini NH4+ ), membentuk komponen basa ( yaitu NH3 ) dan air


Pada penambahan basa :
NH4+ (aq) + OH- (aq) D NH3 (aq) + H2O (l) 

C.     Menghitung pH larutan penyangga
1.      Larutan penyangga asam
Marilah kita perhatikan larutan penyangga yang terdiri atas CH3COOH dengan NaCH3COO.Asam asetat mengion sebagian . Misal jumlah CH3COOH yang dilarutkan = a mol dan jumlah yang mengion = x mol, maka susunan kesetimbangan dapat dirinci sebagai berikut :
                  CH3COOH (aq) D CH3COO-(aq) + H+ (aq)  …………………(1)
M                a  mol
R                -x  mol                    + x mol          +x mol
S                 a-x  mol                    x mol             x mol

Misalkan jumlah mol NaCH3COO yang dilarutkan = g mol. Dalam larutan, garam ini mengoin sempurna membentuk g mol ion Na+ dan g mol ion CH3COO-
NaCH3COO(aq) " CH3COO-(aq) + Na+ (aq) …………………(2)
M                g   mol
R              - g   mol                   + g  mol         + g  mol
S                                                  g  mol            g  mol

Tetapan ionisasi asam asetat, sesuai dengan persamaan (1) adalah
           [CH3COO-][ H+]
Ka=                                  ………………………………………………………(3)
                                [CH3COOH]
Maka konsentrasi ion H+ dalam larutan akan ditentukan oleh persamaan berikut :
                                        [CH3COOH]
[ H+]  = Ka x                                         …………………………………………(4)
                        [CH3COO-]   
Jumlah ion CH3COO- dalam larutan = ( x + g ), sedangkan jumlah CH3COOH = ( a – x ) mol. Oleh karena  dalam larutan terdapat banyak ion   CH3COO- , yaitu yang berasal dari NaCH3COO, maka kesetimbangan  (1) akan terdesak ke kiri, sehingga jumlah mol CH3COOH dalam larutan dapat dianggap tetap a mol ( a – x ≈ a ; jumlah mol CH3COOH yang mengion diabaikan ). Dengan alasan yang sama, jumlah mol ion CH3COO- dalam larutan dapat dianggap = g mol ( g + x  ≈g; CH3COO- yang berasal dari persamaan (1) diabaikan. Dengan asumsi-asumsi tersebut, persamaan (1) dapat ditulis sebagai berikut.
                      a/v
[ H+] = Ka x                      ( v = volum larutan )
                      g/v
                               a
atau [ H+] =  Ka x        
                               g
                               a
pH = - log Ka x    
                               g
                                        a
= - log Ka –   log
                                        g
                                        a
Atau pH = pKa – log           
                                        g
Dengan Ka  = tetapan ionisasi asam lemah
                a  = jumlah mol asam lemah
                g  = jumlah mol basa konjugasi
2.      Larutan penyangga basa
Marilah kita perhatikan larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4Cl. Dalam larutan, NH3 mengion menurut reaksi kesetimbangan, sedangkan NH4Cl mengion sempurna.
NH3 (aq) + H2O (l) D NH4+ (aq) + OH -  (aq)
NH4Cl (aq) " NH4+ (aq) + Cl (aq)
Sama halnya dengan penurunan persamaan larutan penyangga asam. Maka untuk larutan penyangga dari basa lemah dan asam konjugasinya berlaku rumus berikut.
                          b/v
[ OH- ] = Kb  x                  ( v = volum larutan )
                          g/v
                                   b
atau [ OH-] =  Kb x      
                                   g
                                 b
pOH = - log Kb x
                                 g
                                        b
= - log Kb  –   log
                                        g
                                           a
atau pOH = pKb  – log        
                                           g
Dengan Kb  = tetapan ionisasi basa lemah
                b  = jumlah mol basa lemah
                g  = jumlah mol asam konjugasi


D.    Fungsi larutan penyangga
Larutan penyangga digunakan secara luas dalam kimia analitis, biokimia dan bakteriologi, dalam fotografi, industry kulit dan zat warna. Dalam tiap bidang tersebut, terutama dalam biokimia dan bakteriologi,diperlukan rentang pH tertentu yang sempit untuk mencapai hasil optimum. Kerja suatu enzim, tumbuhnya kultur bakteri dan proses biokimia lainnya sangat sensitive terhadap perubahan pH.
Cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel, merupakan cairan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam cairan intra sel adalah pasangan dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat ( H2PO4-  – HPO4-). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:
HPO42- (aq) + H+ (aq) D H2PO4- (aq)  …………………………(1)
H2PO4- (aq) + OH- (aq) D HPO42- (aq) + H2O (l)    .......................(2)
Adapun system penahan utama dalam cairan luar sel ( darah) adalah pasangan asam karbonat – bikarbonat ( H2CO3 – HCO3- ) system ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut :
H2CO3(aq) + OH- (aq) D HCO3- (aq) + H2O (l)   ……………………(3)
HCO3- (aq) + H+ D H2CO3(aq)
System penyangga di atas menjaga pH darah hampir konstan, yaitu sekitar 7,4
Perbandingan konsentrasi HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk menjadikan pH = 7,4 adalah 20 : 1. Jumlah HCO3- yang relative jauh lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolism yang diterima darah lebih banyak yang bersifat asam. Proses metabolism dalam jaringan terus-menerus membebaskan asam-asam seperti asam laktat, asam fosfat, dan asam sulfat. Ketika asam-asam itu memasuki pembuluh darah maka ion HCO3- akan berubah menjadi H2CO3, kemudian H2CO3 akan terurai membentuk CO2. Pernapasan akan meningkat untuk mengeluarkan kelebihan CO2 melalui paru-paru. Apabila darah menerima zat yang bersifat basa maka H2CO3 akan berubah menjadi HCO3-. Untuk mempertahankan perbandingan HCO3- / H2CO3 tetap 20 : 1 maka sebagian CO2 yang terdapat dalam paru-paru akan larut ke dalam darah membentuk H2CO3
Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti yang terjadi selama sakit, sehingga pH darah turun ke bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8 dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian.Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung, ginjal, diabetes mellitus, diare yang terus-menerus atau makanan berkadar protein tinggi selama jangka waktu lama.Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH darah ) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi ( bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian ). Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak everest ( 8848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara 7,7 – 7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah ( kira-kira 43 mmHg ) di tempat setinggi itu.

Latihan Soal :
1.      Periksalah, apakah larutan berikut bersifat penyangga atau tidak
a.       50 ml larutan CH3COOH 0,1 M + 50 ml larutan Ca(CH3COO)2 0,1 M
b.      50 ml larutan CH3COOH 0,2M + 50 ml larutan NaOH 0,1 M
c.       50 ml larutan CH3COOH 0,1M + 50 ml larutan NaOH 0,1 M
d.      50 ml larutan CH3COOH 0,1M + 50 ml larutan NaOH 0,2 M
2.      Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan :
a.       50 ml CH3COOH 0,1 M dengan 50 ml NaCH3COO 0,2 M
b.      50 ml CH3COOH 0,1 M dengan 50 ml Ca(CH3COO )2 0,1 M
c.       50 ml CH3COOH 0,3 M dengan 50 ml NaOH  0,1 M
d.      50 ml CH3COOH 0,3 M dengan 50 ml Ca(OH)2  0,1 M
Ka CH3COOH = 1 x 10-5
3.      Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan :
a.       50 ml NH3 0,1 M dengan 50 ml NH4Cl 0,2 M
b.      50 ml NH3 0,2 M dengan 50 ml HCl 0,15 M
c.       50 ml NH3 0,3 M dengan 50 ml H2SO4 0,1 M
d.      50 ml (NH4)2SO4 0,2 M dengan 50 ml NaOH 0,1 M. Kb NH3 = 1 x 10-5
http://adf.ly/6wF32


Tidak ada komentar:

Posting Komentar